Debus adalah salah satu jenis kesenian rakyat Jawa Barat yang ada di pameungpeuk kabupaten garut.Debus ini tercipta kira-kira pada abad ke-13 oleh seorang tokoh penyebar agama islam.Tokoh penyebar agama islam disebut mama ajengan.
Mama ajengan berpikir dalam hatinya bagaimanakah caranya untuk menyebarluaskan dan mempopulerkan ajaran agama islam,karena pada saat itu sangat sulit sekali karena banyak kepercayaan-kepercayaan agama lain yang di anut oleh masyarakat setempat.Sedangkan ajaran agama islam pada waktu itu masih belum di mengerti dan belum di pahami maknanya.
Pada tengah malam bulan purnama Mama ajengan mengumpulkan para santrinya untuk bersama-sama menciptakan sambil dengan belajar menabuh seperangkat alat-alat yang terbuat dari pohon pinang dan kulit kambing sehingga dapat mengeluarkan bunyi dengan irama yang unik sekali dan kemudian kesenian tersebut dinamakan debus.Disamping belajar kelihaian menabuh alat-alatnya diajarkan pula ilmu-ilmu kebatinan baik rohani maupun jasmani,dipelajarinya pula ilmu-ilmu kekebalan mislnya pukulan benda-benda kers seperti pukulan batu bata,kayu.Kebal terhadap golok-golok tajam dan sebagainya.
Selasa, 29 November 2016
Senin, 28 November 2016
Dodombaan
Jika kalian ke kabupaten Garut,ada kesenian yang erat sekali kaitannya dengan masyarakat garut,yang sayang sekali apabila tidak kalian saksikan.Mungkin sudah banyak orang yang mengetahui domba garut,tapi tidak semua orang mengetahui kesenian dodomban yang ada di garut.
kesenian dodombaan ini tidak mengikutsertakan unsur kekerasan.Dan kesenian dodombaan ini tidak mengikut sertakan domba asli dalam pertunjukannya,domba hanyalah dijadikan ikon (Kabupaten Garut) saja dengan cara membuat domba palsu tiruan dari kayu yang di sebut oleh orang garut dengan nama dodombaan.
Kesenian dodombaan ini hampir sama dengan kesenian sisingaan yang terdapat di subang,bedanya kalau sisingaan yang dijadikan ikon nya adalah singa kalau dodombaan yang dijadikan ikon nya domba .kesenian ini tepatnya dari desa Panembong kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
Sabtu, 26 November 2016
Kampung Adat di Garut
Di salah satu sudut kabupaten Garut terdapat sebuah perkampungan yang tesembunyi di sebuah pulau mungil di tengah situ cangkuang.Bukan sembarang kampung karena pemukiman ini merupakan salah satu kampung adat yang terdapat di provinsi Jawa Barat,dengan jumlah rumah yang hanya enam unit ditambah satu mesjid menyimpan cerita tersendiri yang melatari keberadaan pemukiman ini.Itulah kampung Pulo yang berada di Desa Cijakar,Kec.Leles kabupaten Garut.
Pengunjung yang ingin mencapai kampung ini harus menyewa rakit dengan harga terjangkau.Hanya sekitar 200 meter dari titik pemberangkatan untuk sampai ke pulau di tengah situ.Pemandangan sepanjang perjalanan cukup indah dengan latar belakang Gunung Guntur di kejauhan.Tiba di pulau yang di tuju 50 anak tangga menantang pengunjung untuk di lewati.Kesan pertama ketika mengunjungi kampung ini pada siang hari adalah kesenyapan,seperti tidak ada orang yang menghuni enam unit rumah di kampung ini karena suasananya begitu lengang dan sepi.Kampung ini terlihat bersih,tidak ada sampah yang berserakan.
Pengunjung yang ingin mencapai kampung ini harus menyewa rakit dengan harga terjangkau.Hanya sekitar 200 meter dari titik pemberangkatan untuk sampai ke pulau di tengah situ.Pemandangan sepanjang perjalanan cukup indah dengan latar belakang Gunung Guntur di kejauhan.Tiba di pulau yang di tuju 50 anak tangga menantang pengunjung untuk di lewati.Kesan pertama ketika mengunjungi kampung ini pada siang hari adalah kesenyapan,seperti tidak ada orang yang menghuni enam unit rumah di kampung ini karena suasananya begitu lengang dan sepi.Kampung ini terlihat bersih,tidak ada sampah yang berserakan.
Langganan:
Postingan (Atom)